Rabu, 05 September 2018

Pengalaman Pertama bagiku Naik Gunung

Pengalaman Pertama Naik Gunung 


Hai perkenalkan aku Annisa Wigati seorang Istri yang jauh dari suami karena tugas yang memisahkan kita,,eaaa aku mau cerita nih pengalaman aku pertama kali naik gunung tepatnya Gunung Ungaran yang terletak di Kabupaten Semarang kalo dari rumah ku perjalanan sekitar 1-2 jam naik motor ya...

Naahhh sebenernya inti pengalaman aku sebelum nikah dengan suami ya... jadi karena basicnya kita suka alam daripada mall, akhirnya kita punya rencana untuk naik gunung bareng , rencana itu sudah sangat lama akhirnya kejadian juga saat aku cuti kerja sekitar bulan September 2015/16 aku lupa heeehee saking lamanya yaaa sampe lupa segala..
oke sudah deal sama waktunya jadi kita mempersiapkan alat dan bahan yang kita butuhkan selama trecking saat itu, aku dijemput sama suami abis magrib tapi kita gag langsung ke base camp , soalnya aku ada janjian sama temen se gengs aku waktu SMA , nahh ketemuan dulu makan dulu foto-foto dulu, acara itu selesai sekitar habis isya' , terus deh kita langsung cussss otewehh base camp , nahh di gunung ungaran itu ada beberapa basecamp/titik awal kita mau naik ke puncak, kita akhirnya milih lewat basecamp Mawar, perjalanan kita gag mulus tuhh ....dari tempat aku ketemu sama se gengs ku, kita  milih lewat jalur alternatif dari pada lewat jalan kota soalnya biasanya padat, padahal aku tipe orang yang penakut ya,,, soalnya jalan nya sepi banget , jarang ada penerangan lampu jalan umumnya, dan denger2 sering ada begal yang melancarkan aksinya daerah situ, tapi kita positif aja, semoga gag ada apa2, akhirnya kita sudah melewati jalan yang sepi ketemulah dengan jalan besar , jalan utama daerah ungaran kota, nah kita nyebrang masuk ke arah menuju candi gedong songo, tapi kalo jalur base camp mawar itu sebelumnya yaitu pas pasar apa ya,, aku lupa juga hehhehe... masuk belok kanan terus aja itu jalan nya naik ya,,,nahh karena kita pake motor matic dan belum di servis pulaa,, akhirnya mogok dehhh , saat mogok kita memutuskan untuk berhenti dulu sambil mendinginkan mesin motor yang kepanasan ,, nahh itu kita duduk tuhhh tau gakkk itu kita sampe sekitar jam setengah 10 malem dan pemandangannya Masya Allah kereeeennn banget ,, pemandangan kota dengan kelap kelip lampu, namanya juga pertama kali ya jadi rasanya wooooww banget ...

alhamdulillah ada tim yang lewat menawarkan tumpangan soalnya motor kita gak kuat kalo buat boncengan , jadinya ya aku numpang aja,,,demi puncak...wwkkwkwk akhirnya sampe ke pos mawar itu suami yang daftar karena dia yang berpengalaman soal itu,, hahaha udah semua okeee doa bareng teruss Bismillah mulai jalan, karena saat itu aku sama suami aja ,,, tapi pas perjalanan ketemu juga sama temen2 suami, jadi agak rame sedikit menuju pos 1 2 3 4 5 itu harus di nikmati ada suatu momen yang kita sampe di suatu perkebunan teh nahh kebanyakan orang kadang milih sampe situ aja, suami juga nawarin tuhhh tapi karena niat nya sampe puncak yaa lanjuttt dong meskipun nafas udah ngosngosan...tapi kesabaran suami nyemangatin terus akhirnya bisa, dari jalanan yang tanah padat , bebatuan hingga berdebu, terus aku tanya kenapa kok berdebu , karena biasanya kalo mau sampe puncak treck nya memang bedu jadi siapin masker dan sarung tangannya,,
dari bedu aja sampe bedu dengan bebatuan besar dan mau gak mau harus manjat satu per satu batunya...
pelan-pelan aja yaa jangan di paksain kalo capek yaaa istirahat aja,,, minumnya jangan langsung banyak dikit-dikit aja ...

treck berdebu danberbatu sudah kita lewati akhirnya sampe dehhh puncak kita nyari tempat buat diriin tenda buat istirahat itu sudah jam 3an kalo tidak salah ya,,, aku sudah tak kuat lagi sebenernya tapi tetep bantuin kok...dan tenda sudah berdiri di puncak anginnya lagi kenceng2nya ,,, jadi kita nyari tempat nya deket batu biar ada yang nahan.... terus kita mutusin untuk istirahat ya.....bangun suasana rame banget ternyata tapi sunrise nya gak terlihat karena cuaca lagi mendung dan berangin di atas... kita masak mie enak juga ya disaat laper bener...dannn akhirnya sesi foto2 habis itu buat kopi karena dingin banget ya... sudah menikmati suasana nya akhirnya kita mutusin untuk turun ,,, beres2 semuanya, sampah dijadiin satu kantong dicentelin di tas kita, otewe turun ke basecamp ,,,, saat turun kita ketemu lagi sama tim2 yang lain,,, foto2 lagi...sampe di basecamp sekitar jam 10/11 siang.

sampe basecamp kita lapor ke pos, lanjut istirahat dan bersih2 sebentar cusss pulang kerumah...yeyeyeyyye...

sampe rumah lempohhh capek banget tapi seru banget...


 Salam Lestari....

Kamis, 12 Juni 2014

Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan

Penggunaan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas) Sebagai Bioenergi Masa Depan

Annisa Wigati LT-ID/02

Wiwigatisa@yahoo.co.id
 Jurusan Teknik Elektro Polines Prodi Teknik Listrik



I.      pendahuluan
Bioenergi merupakan energi alternatif yang berasal dari sumber-sumber biologis. Keunggulan pemanfaatan bioenergi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

II.   ISI
 Energi Alternatif Ramah Lingkungan
Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah besar. Momentum krisis BBM saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menata dan menerapkan dengan serius berbagai potensi tersebut. Meski saat ini sangat sulit untuk melakukan substitusi total terhadap bahan bakar fosil, namun implementasi sumber energi terbarukan sangat penting untuk segera dimulai
Salah satu sumber energi alternatif yang mungkin bisa diterapkan dalam skala luas adalah jarak pagar. Jarak pagar (Jatropha curcas), sudah sangat akrab dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat desa pun sudah lama mengenal minyak jarak ini sebagai bahan bakar alternatif. Di NTT misalnya, masyarakat desa sudah terbiasa menggunakannya sebagai bahan bakar lentera. Bahkan pada masa penjajahan Jepang jarak pagar sudah dimanfaatkan untuk bahan bakar pesawat terbang dan minyak lampu
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak kepyar (Ricinus communis), jarak bali (Jatropha podagrica ), jarak ulung (Jatropha gossypifolia L.) dan jarak pagar (Jatropha curcas). Diantara jenis tanaman jarak tersebut yang memiliki potensi sebagai sumber bahan bakar alternatif adalah jarak pagar (Jatropha curcas) dalam bahasa inggris disebut “physic Nut”.Jarak Pagar (Jatropha curcas) seringkali salah diidentifikasi dengan tanaman jarak kepyar (Ricinus communis) dalam bahasa inggris disebut “Castor Bean”.Tanaman jarak Jatropha curcas (Physic Nut) dan ini juga sama – sama banyak ditemukan di daerah tropis seperti indonesia bahkan dari kedua jenis tanaman ini dapat diperoleh ekstrak minyak dari bijinya.hanya saja tanaman jarak Ricinus communis seringkali terkait dengan produksi “ricin” yaitu racun yang berbahaya dan banyak digunakan untuk penelitian terapi penyakit kanker sedangkan tanaman jarak jatropha curcas menghasilkan racun “krusin”tetapi lebih banyak terkait dengan informasi “biodiesel” atau “biofuel”.kedua tanaman inin berbeda baik dalam bentuk morfologi tanaman maupun minyak yang dihasilkannya. Tanaman jarak mudah beradaptasi terhadap lingkungan tumbuhnya, dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tetapi memiliki drainase baik, tidak tergenang, dan pH tanah 5.0 – 6.5
Kegiatan persiapan lahan meliputi
pembukaan lahan (land clearing), pengajiran dan pembuatan lubang tanam.
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari semak belukar terutama disekitar calon tempat tanam. Pengajiran dilakukan dengan menancapkan ajir (dari bambu atau batang kayu) dengan jarak tanam disesuaikan dengan jumlah tanaman yang direncanakan. Penanaman dengan jarak tanam 2 x 3 m (1660 pohon/ha), 2 x 2 m (2500 pohon/ha) atau 1.5 x 2 m (3330 pohon/ha).
Pada areal yang miring sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1.5 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm.  Bahan tanaman dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun
benih. Jika menggunakan stek dipilih cabang atau batang yang telah cukup berkayu. Sedangkan untuk benih dipilih dari biji yang telah cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam. 
Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau di bedengan. Setiap polibag diisi media tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) dan dapat dicampur pupuk kandang. Setiap polibag ditanami 1 (satu) benih. Tempat pembibitan diberi naungan / atap dengan bahan dapat berupa daun kelapa, jerami atau paranet. Lama di pembibitan 2 – 3 bulan. Kegiatan yang dilakukan selama pembibitan antara lain penyiraman (setiap hari 2 kali pagi dan sore), penyiangan, dan seleksi. Penanaman dilakukan pada awal atau selama musim penghujan sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia. Bibit yang ditanam dipilih yang sehat dan cukup kuat serta tinggi bibit sekitar 50 cm atau lebih. Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di lapangan (tanpa pembibitan) dengan menggunakan stek cabang atau batang.
Pemupukan dapat dilakukan sesuai tingkat kesuburan
tanah setempat. Pemberian pupuk organik disarankan untuk memperbaiki struktur tanah.
Pemangkasan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif. Pemangkasan batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian sekitar 20 cm dari permukaan
tanah untuk meningkatkan jumlah cabang. Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang telah cukup berkayu (warna coklat keabu-abuan). Mulai berbunga setelah umur 3 – 4 bulan, sedangkan pembentukan buah mulai pada umur 4 – 5 bulan.
Pemanenan dilakukan jika buah telah masak, dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya buah masak setelah berumur 5 – 6 bulan. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan jika dipelihara dengan baik dapat hidup lebih dari 20 tahun.  Cara pemanenan dengan memetik buah yang telah masak dengan tangan atau gunting.
Produktivitas tanaman jarak berkisar antara 3.5 – 4.5 kg biji / pohon / tahun. Produksi akan stabil setelah tanaman berumur lebih dari 1 tahun. Dengan tingkat populasi tanaman antara 2500 – 3300 pohon / ha. Jika rendemen minyak sebesar 35 % maka setiap ha lahan dapat diperoleh 2.5 – 5 ton minyak / ha / tahun. 
Pemanfaatan minyak Jarak (Jatropha curcas L) sebagai bahan balar alternatif ideal untuk mengurangi tekanan permintaan bahan bakar minyak dan penghematan penggunaan cadangan devisa.
Pemanfaatan minyak Jarak (Jatropha curcas L) sebagai bahan bio-diesel merupakan alternatif yang ideal untuk mengurangi tekanan permintaan bahan bakar minyak dan penghematan penggunaan cadangan devisa. Minyak Jarak Pagar selain merupakan sumber minyak terbarukan (reneweble fuels) juga termasuk non edible oil sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia seperti pada minyak kelapa sawit, minyak jagung dll.
Biodiesel bukan barang baru di Indonesia. Di jaman Jepang, orang Indonesia disuruh membuat minyak diesel dari tanaman jarak untuk menggerakkan mesin-mesin perangnya. Saat itu, Jepang mulai kehabisan BBM. Di masa kini, strategi itu ditinjau kembali. Kini biodiesel telah dikembangkan oleh para pakar ITB. BBM alternatif satu ini sudah 100 persen biodisel alami. Pengolahannya cukup sederhana. Sekitar 50 kilogram buah jarak dihancurkan dengan blender atau dipres dengan mesin diesel. Hasilnya diperas, kemudian dilakukan penyaringan dan pemurnian sampai menghasilkan minyak. Untuk setiap 10 kilogram buah bisa dihasilkan sekitar 3,5 liter minyak jarak yang sama kualitasnya dengan solar. Bedanya tipis sekali, yakni minyak jarak memiliki lebih banyak oksigen dan nilai kalorinya lebih rendah dari solar serta proses pembakaran pada minyak jarak lebih sempurna dan bersih.
            Secara agronomis tanaman Jarak Pagar dapat beradaptasi dengan lahan dan agroklimat di Indonesia, bahkan dapat tumbuh pada kondisi kering dan pada lahan marginal/kritis. Akan tetapi ada permasalahan yang dihadapi, yaitu belum adanya varietas unggul dan teknik budidaya yang memadai. Puslitbang Teknologi lsotop dan Radiasi BATAN telah memanfaatkan teknologi nuklir untuk mendapatkan varietas unggul tanaman jarak pagar melalui perbaikan genetik dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kandungan minyak biji Jarak. Departemen Pertanian berencana mengembangkan 1,2 juta hektar lahan jarak pagar di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, dan Papua. Tanaman ini tidak hanya jadi salah satu alternatif pengganti BBM berbahan dasar fosil, melainkan juga untuk merehabilitasi lahan kritis 23 juta hektar di Indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja sekaligus mengurangi angka kemiskinan.
Biodiesel mempunyai beberapa kelebihan.: (1) biodiesel memiliki bilangan kualitas pembakaran yang lebih tinggi daripada solar yang ada di pasaran. (2) biodiesel adalah bahan bakar beroksigen. Karenanya, penggunaannya akan mengurangi emisi CO dan jelaga hitam pada gas buang atau lebih ramah lingkungan. (3) titik kilat tinggi, yakni temperatur tertinggi yang dapat menyebabkan uap biodiesel dapat menyala. Sehingga, biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran. (4) tidak mengandung belerang dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami. Sehingga ramah lingkungan. (5) dilihat dari segi pelumasan mesin, biodiesel lebih baik daripada solar sehingga pemakaian biodiesel dapat memperpanjang umur pakai mesin. (6) dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun.

Indonesia memiliki beberapa sumber energi terbarukan yang berpotensi besar, antara lain energi hidro dan mikrohidro, energi geotermal, energi biomassa, energi surya dan energi angin. Kelebihan energi terbaharukan diatas dibandingkan dengan energi fosil, selain memang sifatnya yang dapat diperbaharui secara terus menerus, juga lebih ramah terhadap lingkungan. Emisi yang dikeluarkan lebih rendah, terutama gas karbondioksida sehingga mampu mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Membudidayakan dan memanfaatkan biomassa menjadi sumber energi atau biasa disebut dengan energi hijau, dapat diperoleh melalui proses yang lebih sederhana dan nilai investasi lebih murah. Hal itulah yang menjadi kelebihan dari energi biomassa bila dibandingan energi terbaharukan diatas. Proses energi biomassa sendiri memanfaatkan energi matahari untuk merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Proses pelepasan karbon dioksida terjadi saat pembakaran biomassa, sehingga terjdi keseimbangan jumlah karbon diatmosfer. Sebenarnya manusia telah memanfaatkan enegi biomassa sejak lama sebelum ditemukannya bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara. Secara sederhana, biomassa berupa kayu atau yang lainnya dibakar secara langsung.
Sebagai negara agraris beriklim tropis, Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas dan bahan baku biomassa yang melimpah. Potensi ini dapat dijadikan dasar sebagai upaya untuk pengembangan energi terbaharukan dari biomassa.
Pengembangan Minyak Jarak Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Pertengahan tahun 2004, DaimlerChrysler, salah satu perusahaan otomotif terkemuka, berhasil mengujicobakan penggunaan bahan bakar BTL (Biomass to Liquid) pertama di dunia pada mobil Mercedes-Benz seri C (Mercedes-Benz C 220, red.), menempuh jarak 5.900 km dalan kondisi lingkungan yang ekstrim di India (India Daily, 19/7/2004). Bahan bakar tersebut kemudian diberi nama dagang SunDiesel, diperoleh dari minyak jarak dan merupakan salah satu program DaimlerChrysler dalam mengembangkan Biodiesel

Pengembangan minyak dari tanaman jarak melalui pendekatan ilmiah di Indonesia, dipelopori oleh Dr. Robert Manurung dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1997 dengan fokus ektraksi minyak dari tanaman jarak. Sejak tahun 2004 yang lalu, penelitian ini mendapat dukungan dari Mitsubishi Research Institute (Miri) dan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dari Jepang (Kompas, 12/5/2005). Menghadapi krisis BBM dan kenaikan harga BBM di Indonesia, Pemerintah mulai menggali sumber-sumber energi alternatif. Minyak jarak ini pun mulai mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah. 

Ada satu optimisme peluang pasar minyak jarak ini cukup terbuka dengan munculnya pernyataan Direktur Utama Pertamina yang menyebutkan bahwa Pertamina siap menampung minyak jarak dari masyarakat untuk diproses lebih lanjut sebagai BiodieselMinyak jarak pagar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar serta untuk bahan pembuatan sabun dan kosmetik. Jarak pagar merupakan tanaman yang tahan kekeringan, mampu tumbuh dengan cepat, serta dapat digunakan sebagai sumber kayu bakar, mereklamasi lahan yang tererosi, dan sebagai pagar hidup di pekarangan atau pembatas lahan (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2006a).


Minyak jarak (Jatropha oil) akhir-akhir ini mulai banyak diperkenalkan sebagai energi alternatif biodiesel. Biodiesel tersebut dihasilkan dari minyak yang diperoleh dari biji tanaman jarak yang banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Dan dalam berbagai penelitian tentang minyak yang dihasilkan oleh tanaman ini dalam pembahasan berikut, tampaknya dapat menjadi substitusi bahan bakar diesel.

Jarak pagar mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman penghasil minyak pengganti BBM, karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu antara lain :

1. Relatif mudah dibudidayakan oleh petani kecil, dapat ditanam sebagai batas kebun, dapat ditanam secara monokultur atau campuran (intercropping), cocok di daerah beriklim kering, dapat ditanam sebagai tanaman konservasi lahan, dan juga dapat ditanam dipekarangan atau sekitar rumah, sehingga basis umber bahan bakunya dapat sangat luas.

2. Pemanfaatan biji atau minyak jarak pagar tidak berkompetisi dengan penggunaan lain karena termasuk kelompok non pangan sehingga harganya relatif stabil

3. Proses pengolahan minyak jarak kasar (crude jatropha oil / CJO) atau untuk kebutuhan rumah tangga pengganti minyak tanah sangat sederhana sehingga mudah dilakukan masyarakat tani pada umumnya. Pengolahan bahan bakar motor pengganti solar (biodiesel) juga tidak memerlukan teknologi tinggi (dibandingkan minyak bumi) sehingga investasinya relatif murah.

Pengembangan Minyak Jarak


Pengembangan minyak dari tanaman jarak melalui pendekatan ilmiah di Indonesia, dipelopori oleh Dr. Robert Manurung dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1997 dengan fokus ektraksi minyak dari tanaman jarak. Sejak tahun 2004 yang lalu, penelitian ini mendapat dukungan dari Mitsubishi Research Institute (Miri) dan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dari Jepang (Kompas, 12/5/2005).

Menghadapi krisis kelangkaan BBM dan kenaikan harga BBM di Indonesia, Pemerintah mulai menggali sumber-sumber energi alternatif. Minyak jarak ini pun mulai mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah. Setelah dirintis oleh ITB kemudian diikuti oleh IPB, dan selanjutnya diikuti oleh lembaga pemerintah pusat yaitu BPPT, dan oleh pemerintah daerah seperti Pemprov. Nusa Tenggara Timur, Pemprov. Nusa Tenggara Barat, Pemkab. Purwakarta dan Pemkab. Indramayu, serta oleh BUMN seperti PT. Pertamina, PT. PLN dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), semua saling bekerja sama untuk pengembangan minyak jarak sebagai bahan bakar minyak alternatif ini. Tidak ketinggalan Sekolah Menengah Kejuruan bidang pertanian pun akan mengikuti pengembangan minyak jarak ini, untuk bahan bakar minyak alternatif.

Kekayaan sumber daya alam Indonesia tidak diragukan lagi. Namun, nilai tambah yang dihasilkan masih jauh dari harapan. Kita perlu segera mengoptimalkan kekayaan sumber daya alam. Selain itu, republik ini menghadapi tekanan harga minyak mentah dunia cukup tinggi, di mana APBN menanggung subsidi BBM dan listrik.

KONVERSI JARAK PAGAR
Jarak pagar seperti disebutkan diatas merupakan potensi yang sangat besar dari proyeksi strategis pemerintah. Konversi jarak pagar kedalam energi terbaharukan akan menghasilkan produk berupa bahan bakar padat, cair dan gas. Masing-masing produk diambil dari bagian jarak pagar yaitu cangkang dan limbah untuk bahan bakar padat. inti biji untuk cair dengan pemerasan, sedangkan gas melalui proses anaerobic digestion ketiganya ditambah dengan daging buah dan menghasilkan gas methane.
a. Bahan bakar cair (liquid biofuels)
Bahan bakar cair merupakan produk utama dari jarak pagar yang terdiri dari cruide jatropha oil (CJO), minyak jarak murni atau pure plant oil (PPO)dan biodiesel. Untuk menghasilkan beberapa bahan bakar diatas dibutuhkan inti biji dari jarak pagar. Beberapa industri pengolahan bahan bakar cair mengikutkan cangkang inti biji untuk proses, sehingga tidak diperlukan proses pengelupasan cangkang dari inti buah.
Ekstraksi minyak jarak dari inti buah atau inti buah dan cangkang dilakukan dengan menggunakan alat pengepresan bisa menggunakan press tipe hidrolik (hydraulic pressing) maupun press tipe ulir (expeller pressing). Masing masing jenis press memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti kapasitas, jumlah rendeman dan inti buah murni atau campuran. Inti buah jarak yang telah kering dimasukan kedalam mesin press, produknya berupa minyak cair dan membutuhkan penyaringan untuk menghilangkan sludge dari hasil ekstraksi. Hasil dari press dan penyaringan berupa minyak mentah jarak pagar atau CJO (cruide jatropha oil). Minyak CJO dapat diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah,. Dapat di bakar langsung dengan spesifikasi kompor tertentu atau dicampur dengan minyak tanah untuk menurunkan viskositasnya.
Gambar 1. Proses pengolahan jarak pagar menjadi bahan bakar cair.
Melalui proses pemurnian dengan menggunakan esterifikasi dan transesteriikasi akan dihasilkan bahan bakar cair berupa biodiesel. Sedangkan melalalui proses deasifikasi atau penetralan akan dihasilkan minyak jarak murni atau pure plant oil (PPO). Produk pendamping dari proses ini adalah bungkil dan sludge yang akan diproses kembali menjadi bahan bakar padat ataupun gas.
b. Bahan bakar padat (solid biofuels)
Dalam bagian biji jarak pagar yang terdiri dari inti biji dan cangkang memiliki kandungan minyak 25 – 35 % sehingga masih menyisakan bagian limbah yaitu sludge dan bungkil sebesar 75 – 65 %. Limbah tersebut dapat diproses menjadi bahan bakar pada dengan proses densifikasi, baik karbonisasi maupun non-karbonisasi. Pada proses karbonisasi, sebelum limbah diproses densifikasi, dimasukan kedalam reaktor karbonisasi untuk menghilangkan moisture (kandungan air), volatile mater (zat terbang) serta tar. Sedangkan proses non-karbonisai limbah hasil proses ekstraksi langsung dilakukan densifikasi dibentuk briket menggunakan alat press tipe hidrolik maupun ulir.Hasil densifikasi berupa briket yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat. Briket langsung dibakar kedalam tungku atau kompor .
Gambar 2. Proses pengolahan jarak pagar menjadi bahan bakar padat
c. Bahan bakar gas (anerobic digestion)
Proses anaerobic igestion yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme tanpa kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas produk berupa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti H2, N2, dan H2S. Proses ini bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu anaerobic digestion kering dan basah. Perbedaan dari kedua proses anaerobik ini adalah kandungan biomassa dalam campuran air. pada anaerobik kering memiliki kandungan biomassa 25 – 30 % sedangkan untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa kurang dari 15 % (Sing dan Misra, 2005).
Limbah jarak pagar, bungkil dan sludge selain dapat dijadikan bahan bakar padat dengan densification seperti diatas, juga dapat di konversi kedalam bahan bakar gas melalui proses anaerobic digestion. Selain itu, daging buah jarak pagar dapat juga dimasukan kedalam digester untuk menghasilkan biogas.

Keunggulan Jarak Pagar
Kenapa tanaman jarak? Selain tanaman jarak Indonesia memiliki sekitar 40-an jenis tanaman lain yang dapat menghasilkan minyak dan dikembangkan sebagai biofuel. Namun dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya tanaman jarak memiliki banyak keunggulan.
Secara agronomis tanaman jarak merupakan tanaman yang tidak memerlukan perawatan yang intensif bahkan tidak perlu karena termasuk dalam kategori tanaman yang mudah tumbuh di lahan kritis. Hal ini menjadikan jarak pagar sebagai alternatif pilihan utama untuk dikembangkan.
Tanaman jarak pagar dapat difungsikan untuk memulihkan kembali lahan kritis yang saat ini mencapai sekitar 22 juta hektar. Dengan lahan seluas itu dan tingkat produktivitas minyak jarak sebesar 35% dari biji kering yang dihasilkan, setidaknya kita dapat memperoleh tidak kurang dari 600 juta barel minyak jarak setiap tahunnya. Angka tersebut melebihi kapasitas produksi minyak bumi indonesia yang rata-rata mencapai 500 juta barel.
Kendala Pengembangan Bioenergi dari Minyak Jarak
Issu pemanfaatan jarak pagar sebagai sumber energi alternatif sudah lama didengungkan. Namun, di Indonesia tanaman ini belum mendapat perhatian khusus karena pemerintah masih terbuai dengan kekayaan bahan bakar fosil di beberapa daerah.
Ada beberapa kendala pengembangan bahan bakar nabati dari minyak jarak di Indonesia saat ini, yaitu:
1. Secara Komersil belum bisa bersaing dengan bahan bakar fosil
Selama ini jarak pagar tidak dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak solar dan minyak tanah karena secara komersial tidak bisa bersaing dengan BBM solar dan minyak tanah yang relatif murah karena disubsidi pemerintah.
2. Pengembangan tanaman jarak dalam skala komersil dikhawatirkan akan merampas lahan potensial untuk tanaman pangan dan hortikultura.
Penanaman tanaman jarak dalam skala besar membutuhkan lahan yang tidak sedikit, dan hal ini akan merampas lahan potensial yang seharusnya diperuntukkan bagi tanaman pangan dan hortikultura. Pengembangan jarak dalam skala yang luas tentu saja mendapat tentangan dari berbagai elemen masyarakat khususnya dinas pertanian dan tanaman pangan
3. Tingginya biaya produksi dan sulitnya pemasaran
Budi daya tanaman jarak pagar sebagai sumber bahan bakar alternatif, tersandung masalah tingginya biaya produksi dan pemasaran. Akibatnya, semangat petani mengendur, bahkan di antaranya ada yang membabat kembali tanaman jarak yang diusahakannya. Hal ini terjadi karena belum adanya minat beli terhadap hasil panen. Sejauh ini pabrik pengolahan minyak jarak belum jelas.

Kekurangan Biodiesel dari Jarak
  1. Produktivitas paling optimis 5 ton/ha/tahun. Diketahui 1 liter biodiesel membutuhkan 3-4 kg biji jarak kering. Bila harga biodiesel harus lebih rendah daripada minyak diesel (petrol-based), Rp 4300/liter, maka harga maksimum biji jarak adalah Rp 1000/kg. Atau harga per kg biji kering jarak pagar sekitar Rp 500 – Rp 800 (Basuki, 13/09/2006). Jadi potensi pendapatan maksimum adalah Rp 5jt/ha/tahun, dimana biaya bibit (Rp 3.5jt/ha), pupuk, tenaga kerja, biaya lahan, pun proses biodiesel, belum diperhitungkan (Kompas, 18/02/2006). Total biaya pengolahan (esterifikasi dsb) + total biaya produksi untuk menghasilkan minyak biodiesel per liternya adalah Rp 3500, karena dalam proses pengolahan minyak jarak menjadi minyak biodiesel diperlukan bahan baku lain misalnya Etanol dan Caustic Soda (NaOH) sebagai bagian dari proses esterifika (Basuki, 13/09/2006).
  2. Belum ada bukti cukup keberhasilan monokultur jarak dalam luasan yang besar
  3. Pengadaan bibit unggul jarak belum menunjukkan hasil yang memadai (agrobisnis besar memerlukan bibit unggul dalam jumlah besar)
  4. Pada tingkat potensi produksi yang tinggi, penghasilan dari minyak jarak sangat tidak bersaing (bila anda memiliki berhektar-hektar lahan, apakah anda akan mengejar penghasilan Rp 5jt/tahun/hektar?)
  5. Permainan jarak adalah permainan sampingan, dan inilah ekonomi gerilya (ekonomi kerakyatan)
Peluang dan solusi pengembangan
Namun demikian ide untuk menjadikan tanaman jarak sebagai sumber energi alternatif masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Beberapa kendala pengembangan bioenergi minyak jarak diatas terjadi karena belum tersosialisasikannya potensi tanaman dan belum adanya perhatian serius pemerintah, akademisi maupun pelaku usaha terhadap pengembangan bio energi ini.
Ketika harga BBM meningkat tajam dan tampaknya tidak mungkin lagi menikmati BBM murah, maka semua pihak mulai sadar perlunya mencari bahan bakar alternatif, khususnya yang terbarukan. Mengalihkan perhatian dari bahan bakar fosil ke bahan bakar nabati (BBN) berbasis tanaman jarak ini merupakan keputusan yang bijak. Karena selain dapat mengatasi krisis energi BBN ini juga akan mengatasi krisis lingkungan akibat pencemmaran udara.
Kekhawatiran beberapa kalangan bahwa pengembangan tanaman jarak dalam skala luas akan merebut lahan-lahan potensial bagi tanaman pangan dan hortikultura sangat tidak beralasan. Karena pengembangan tanaman jarak secara komersial tidak mesti dilakukan dilahan potensial. Tanaman jarak dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi lahan bahkan lahar marginal sekalipun.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan tanaman jarak dalam skala luas adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan non potensial. Ada beberapa alternatif menarik yang bisa dikembangkan sebagai model diantaranya yaitu:
1. Pemanfaatan lahan tercemar limbah beracun.
Beberapa lahan bekas pembuangan limbah pabrik dan penambangan biasanya banyak mengandung limbah beracun Jika ditanami dengan tanaman budidaya selain akan menghambat pertumbuhan tanaman juga akan membahakan bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Tanaman jarak memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap pencemaran logam berat. Diperkirakan tanaman jarak dapat tumbuh dengan baik pada lahan yang tercemar sekalipun. Saat ini sedang dikembangkan beberapa penelitian untuk mengetahui daya tahan jarak terhadap pencemaran logam berat dan zat berbahaya lainnya.
2. Pemanfaatan lahan kritis
Tanaman jarak merupakan jenis tanaman yang cukup toleran terhadap cekaman lingkungan. Tanaman ini bisa tumbuh di berbagai kondisi lahan. Dengan pengembangan tanaman jarak di lahan kritis ini kita dapat mengatasi dua permasalahan sekaligus yaitu krisis energi dan krisis ekologi/lingkungan.
3. Pengembangan program pagar jarak.
Pengembangan program pagar jarak ini sangat bermanfaat baik secara sosial maupun ekonomi. Model pelaksanaan program ini menuntut peran aktif masyarakat dalam pengembangan tanaman jarak. Jadi disini dibutuhkan pemahaman yang besar kepada masyarakat akan pentingnya pengembangan sumber energi alternatif.
Pada program ini setiap warga digalakkan untuk menanam pohon jarak sebagai pagar hidup disekeliling rumahnya. Selanjutnya hasil dari pohon jarak ini (buah jarak) dikumpulkan melalui mekanisme koperasi/kelompok tani/dasawisma yang selanjutnya diproses pada sebuah pabrik pengolahan yang sudah disediakan oleh pemerintah sebelumnya.
Jadi disini diperlukan sebuah perencanaan, sinergi/kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Ketika pemerintah menuntut masyarakat untuk mengembangkan tanaman jarak, pemerintah juga harus sudah siap dengan beragam kebijakan dan prasarana yang dapat menunjang kelangsungan dari program tersebut.
Seandainya ketiga model pengembangan yang telah disebutkan diatas dapat dilaksanakan maka banyak keuntungan yang akan diperoleh pemerintah dan masyarakat diantaranya yaitu:
1. menanggulangi krisis energi
2. Mengurangi lahan tidur yang tidak dapat dimanfaatkan karena pencemaran.
3. Peningkatan ekonomi masyarakat
4. menumbuhkan kesadaran penuh kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam permasalahn krisis energi.
Sementara itu tingginya biaya produksi dan sulitnya pemasaran disebabkan oleh belum jelasnya proses off farm tanaman jarak. Minat investor untuk menanamkan modalnya untuk produksi bahan bakar nabati masih sangt rendah. Hal ini disebabkan oleh masih minimnya informasi tentng potensi minyak jarak di kalangan investor.
Oleh karena itu, kampanye tentang penggunaan bioenergi dan keunggulan minyak jarak perlu digalakkan di tengah-tengh masyarakt. Wacana tentang bioenergi ini harus menjadi prioritas utama untuk dikembangkan di tengah masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat mendorong minat para investor untuk menanamkan modalnya di sektor ini.
Jika proses off farm dari tanaman jarak ini telah ditangani dengan baik maka animo petani untuk menanam jarak dengan sendirinya akan muncul. Jika pengusahaan tanaman jarak pagar dilakukan oleh petani, yang notabene adalah kelompok ekonomi lemah, maka pendapatan petani seluruh Indonesia akan meningkat. 

Kesimpulan

Tanaman jarak merupakan sumber energi alternatif terbarukan yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Secara agronomis dan ekonomi pengembangan tanaman jarak dalam skala komersial sangat mungkin dilakukan.
Secara agronomis tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi lahan bahkan pada lahan marginal sekalipun. Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan dan pengolahan lahan yang terlalu intensif sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Selain itu tanaman ini juga dapat bermanfaat untuk reklamasi lahan-lahan kritis. Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut. Untuk itu indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati. Jarak pagar sebagai tanaman penghasil energi yang dapat tumbuh pada berbagai kondisi areal merupakan potensi besar untuk dijadikan sebagai tanaman penghasil energi.
Semua potensi tersebut tidak bernilai tanpa adanya dukungan dan political will dari pemerintah serta masyarakat luas. Pembentukan tim nasional pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dengan menerbitkan blue print dan road map bidang energi untuk mewujudkan pengembangan BBN merupakan langkah yang strategis sehingga dapat dicapai kemandirian energi melalui pengembangan jarak pagar. Peran serta masyarakat akan sangat membantu dalam pengimplemetasian pengembangan tanaman penghasil bioenergi tersebut, sehingga pada akhirnya bangsa ini mampu keluar dari krisis energi dengan pasokan energi bahan bakar nabati yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka:
Ø  Tim Nasional Pengembangan BBN, 2007, BBN, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak Bumi dan Gas, Jakarta, Penerbit Swadaya.
Ø  Sudrajat, 2006, Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar, Jakarta, Penerbit Swadaya
Ø  Anonimous, 2005. Pemuliaan Mutasi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Kementerian Negara Riset dan Teknologi - Gedung II BPP Teknologi Lt. 6, Jl. MH Thamrin 8, Jakarta 10340. Firdaus, I. U. 2005.
Analisa Investasi Jarak (Kaliki). PT. Nawapanca Adhi Cipta. Email : firdaus@nawapanca.com
Sopian, T. 2005.
Biodiesel dari Tanaman Jarak http://www.beritaiptek.com. Email:tsopian@yahoo.com
Ø  Pengembangan Jarak Untuk Biodiesel Nelayan Hanya Mematok Harga Rp 500/kg Biji Jarak, Kompas, 18/02/2006.
Ø  Penyediaan Bahan Baku Bahan Bakar Nabati (Biofuel) berbasis jarak Pagar, Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian, Jakarta, 22/02/2006
Ø  http://basuki1.blogdrive.com, 13/09/2006.

Ø  http://en.wikipedia.org/wiki/Glycerine.

LOAD BREAK SWITCH (LBS)

TUGAS
Instalasi Tegangan Menengah
LOAD BREAK SWITCH
(LBS)






Disusun oleh :

Nama              : AnnisaWigati
                                               Kelas               : LT-3D
NIM                : 3.39.11.0.02


Dosen Pembimbing:
Bpk.Yusnan Badruzzaman


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2013

Load Break Switch
Swich pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi. Swich pemutus beban juga merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh gas SF6 dalam sebuah tangki baja anti karat dan disegel. Sistem kabelnya yang full-insulated dan sistem pemasangan pada tiang pancang yang sederhana yang membuat proses instalasi lebih cepat dengan biaya yang rendah. Sistem pengendalian elektroniknya ditempatkan pada sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja anti karat sehingga dapat digunakan dalam berbagai kondisi lingkungan. Panel pengendali (user-friendly) dan tahan segala kondisi cuaca. Sistem monitoring dan pengendalian jarak jauh juga dapat ditambahkan tanpa perlu menambahkan Remote Terminal Unit (RTU).

Pada umumnya versi-versi peralatan terdiri dari :

• Pole Top Load Break Switch
• Pole Top Control Cubicle
• Control & Protection Module

Dokumen-dokumen yang terkait antara lain :

• Window Switchgear Operating Sistem (WSOS)
• Tes and Training Set (TTS)
• Database Access Protocol (DAP)
• Specific Telemetry Protocol Implementations
• Panel Kontrol Jarak Jauh
• Workshop Field dan Test Procedures
• Prosedur Penggantian CAPM

Versi-Versi Peralatan mencakup Contact Close dari penerimaan perintah tutup <1.2 sec dan Contact Open sejak diterimanya perintah buka <1.2 sec. Tegangan Line Maksimum pada Swicthgear Ratings antara 12
atau 24kV dengan arus kontinyu 630 A RMS. Media Isolasi Gas SF6 dengan tekanan operasional gas SF6 pada suhu 20 C adalah 200kPa Gauge. Pengoperasian secara manual dapat dilakukan secara independent oleh operator. Tekanan untuk mengoperasikan tuas Max 20 kg. Switch pemutus beban dilengkapi dengan bushing boots elastomeric untuk ruang terbuka. Boots tersebut dapat menampung kabel berisolasi dengan ukuran diameter antara 16 – 32 mm dan akan menghasilkan sistem yang terisolir penuh. Kabel pre-cut yang telah diberi terminal dapat digunakan langsung untuk bushing switch Pemutus Beban dan telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan peralatan tersebut. Namun demikian, untuk kabel, dapat menggunakan yang telah disediakan oleh peralatan tersebut sepanjang masih memenuhi spesifikasi yang ditentukan.


LBS dengan Gas SF6
Konstruksi dan Operasi Load Break Switch dan Sectionaliser diuraikan sebagai berikut. Load Break Swicth menggunakan puffer interrupter di dalam sebuah tangki baja anti karat yang dilas penuh yang diisi dengan gas SF6. Interrupter tersebut diletakkan secara berkelompok dan digerakkan oleh mekanisme pegas. Ini dioperasikan baik secara manual maupun dengan sebuah motor DC dalam kompartemen motor di bawah tangki. Listrik motor berasal dari batere-batere 24V dalam ruang kontrol. Transformer-transformer arus dipasang di dalam tangki dan dihubungkan ke elemen-elemen elektronik untuk memberikan indikasi gangguan dan line measurement. Terdapat bushing-bushing epoksi dengan transformer tegangan kapasitif, ini terhubung ke elemen-elemen elektronik untuk memberikan line sensing dan pengukuran. Elemen-elemen elektronik kontrol terletak dalam ruang kontrol memiliki standar yang sama yang digunakan untuk mengoperasikan swicthgear intelijen, yang dihubungkan ke swicthgear dengan kabel kontrol yang dimasukkan ke Swicth Cable Entry Module (SCEM) yang terletak di dalam kompartemen motor.
Menggunakan Konstruksi TM-19.
Konstruksi TM-19 merupakan tiang khusus yang dipasang LBS (Load Break Switch) pada bagian puncaknya. Mempunyai double traves. Isolator yang digunakan jenis suspension.


Koordinasi Load break switch ,SSO,PBO apabila terjadi gangguan
1. Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana dengan tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system, sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan pemeliharaan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau Circuit Breaker (CB) adalah :
a. Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu yang lama.
b. Dapat membuka otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih.
c. Harus dapat memutus dengan cepat bila terjadi hubung singkat.
d. Celah (Gap) harus tahan dengan tegangan rangkaian, bila kontak membuka.
e. Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu.
f. Mampu memutuskan arus magnetisasi trafo atau jaringan serta arus pemuatan (Charging Current)
g. Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi termal yang tinggi akibat hubung singkat.
PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada Gardu Induk, pada kabel masuk ke busbar tegangan menengah (Incoming Cubicle) maupun pada setiap rel/busbar keluar (Outgoing Cubicle) yang menuju penyulang keluar dari Gardu Induk (Yang menjadi kewenangan operator tegangan menengah adalah sisi Incoming Cubicle). Ditinjau dari media pemadam busur apinya PMT dibedakan atas :
- PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker)
- PMT dengan media gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
- PMT dengan media vacum (Vacum Circuit Breaker)
Konstruksi PMT sistem 20 kV pada Gardu Induk biasanya dibuat agar PMT dan mekanisme penggeraknya dapat ditarik keluar / drawable (agar dapat ditest posisi apabila ada pemadaman karena pekerjaan pemeliharaan maupun gangguan).
Di wilayah kerja PT. PLN (Persero) UPJ Wiradesa sendiri terdapat 4 feeder beserta PMT Feeder yang aktif. Adapun masing-masing Feeder tersebut beserta PMT feeder yang aktif meliputi :
- PKN 3
- PKN 5
- PKN 8
- PKN 12
2. Disconector (DS) / Saklar Pemisah
Adalah sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara langsung, karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengoperasian langsung, maka akan menimbulkan busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud dengan pengoperasian langsung adalah penghubungan atau pemutusan tenaga listrik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik.
Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan dioperasikan satu per satu karena antara satu DS dengan DS yang lain tidak berhubungan, biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau dipendekkan sesuai dengan jarak dimana DS itu berada, DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam sebagai switchnya.

3. Air Break Switch (ABSw)
Air Break Switch (ABSw) adalah peralatan hubung yang berfungsi sebagai pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya adalah udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa hembusan udara. ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang berfungsi untuk meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka / melepas pisau ABSw yang dalam kondisi bertegangan . Kemudian ABSw juga dilengkapi dengan isolator tumpu sebagai penopang pisau ABSw , pisau kontak sebagai kontak gerak yang berfungsi membuka / memutus dan menghubung / memasukan ABSw , serta stang ABSw yang berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw. Perawatan rutin yang dilakukan untuk ABSw karena sering dioperasikan, mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus dan terdapat celah ketika dimasukkan ke peredamnya / kontaknya. Celah ini yang mengakibatkan terjadi lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar.

Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk :
a. Penambahan beban pada lokasi jaringan
b. Pengurangan beban pada lokasi jaringan
c. Pemisahan jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami gangguan.

ABSW terdiri dari :
1. Stang ABSW
2. Cross Arm Besi
3. Isolator Tumpu
4. Pisau Kontak
5. Kawat Pentanahan
6. Peredam Busur Api
7. Pita Logam Fleksibel
4. Load Break Switch (LBS)

5. Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO )
Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila terdapat gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan masih belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi sebagai pembatas daerah yang padam akibat gangguan permanen atau dapat melokalisir daerah yang terganggu
Recloser mempunyai 2 (dua) karateristik waktu operasi (dual timming), yaitu operasi cepat (fast) dan operasi lambat (delay)
Menurut fasanya recloser dibedakan atas :
a. Recloser 1 fasa
b. Recloser 3 fasa
Menurut sensor yang digunakan, recloser dibedakan atas :
a. Recloser dengan sensor tegangan (dengan menggunakan trafo tegangan) digunakan di jawa timur
b. Recloser dengan sensor arus (dengan menggunakan trafo arus) digunakan di jawa tengah

Pemasangan AVS saat ada hubung singkat

Cara Kerja :
Titik B kita anggap terjadi gangguan, sehingga PMT trip dan seksi A, seksi B, seksi C, seksi D tidak bertegangan. AVS 1, AVS 2, AVS 3 akan membuka setelah selang waktu t-3 = 0,5 detik. PBO – 1 bekerja dan setelah mencapai waktu 60 detik, PMT Penyulang  masuk kembali (Reclose 1), kemudian selang waktu t-1 = 10 detik setelah AVS 1 merasakan tegangan maka AVS 1 akan menutup. Karena di seksi B masih ada gangguan maka PMT Penyulang trip lagi. AVS 1 & AVS 2 langsung mengunci karena waktu merasakan tegangan cepat sekali (lebih kecil dari waktu t-2 = 5 detik). PBO – 2 bekerja dan setelah mencapai waktu 180 detik ,  PMT Penyulang masuk kembali (Reclose 2) dan seksi A bertegangan. Seksi B, seksi C dan seksi D tidak bertegangan / padam. Aliran daya dari Penyulang hanya pada seksi A saja.

Selain dipasang AVS yang dioperasikan secara otomatis  juga banyak digunakan LBS yang dioperasikan secara manual dan mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat pemutus yang dapat   melokalisir seksi jaringan yang terganggu sehingga tidak mempengaruhi seksi  jaringan yang lain.
           







DAFTAR PUSTAKA